div.fullpost {display:none;} div.fullpost {display:inline;}

Selasa, 12 April 2011

Enzim adalah protein katalitik. Suatu katalis adalah suatu agen kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa harus dipergunakan oleh reaksi itu. Dengan tidak adanya enzim, lalu lintas kimiawi melalui jalur-jalur metabolisme akan menjadi sangat macet. Rekatan dimana enzim akan bekerja disebut substrak enzim, enzim berikatan dengan substraknya (atau beberapa substraknya ketika terdapat dua atau lebih rektan). Pada saat enzim dan substrak berikatan, kerja katalik enzim tersebut akan mengubah substrak menjadi produk reaksi (Campbell, 1999).



Enzim berupa protein atau gabungan antara protein dengan gugusan-gugusan kimiawi lainnya. Enzim akan terdenaturasi oleh panas, terpresitasi oleh etanol atau garam-garam organik berkonsentrasi tinggi seperti aminium sulfat. Enzim tidak dapat melewati membran semipermeabel atau membran selektif atau tidak terdialisis. Protein enzim mempunyai molekul besar, berat,molekulnya kurang lebih 10.000 samapai satu juta. Bagian protein (apoenzim) yang bergabung dengan zat organik (koenzim) akan membentuk holoenzim. Untuk teraktivasi beberapa enzim memerlukan ion organik seperti Mg2+, Mn2+, Fe2+, Zn2+. Ion-ion ini merupakan koenzim anorganik atau kofaktor. Kadang-kadang koenzim (organik) maupun kofaktor diperlukan untuk membuat suhu enzim aktif (Ristiati, 2000).
Enzim umumnya merupakan protein globular dan ukurannya berkisar dari hanya 62 asam amino pada monomer 4-oksalokrotonat tautomerase, sampai dengan lebih dari 2.500 residu pada asam lemak sintase. Terdapat pula sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang paling umum merupakan ribosom; Jenis enzim ini dirujuk sebagai RNA-enzim ataupun ribozim. Aktivitas enzim ditentukan oleh struktur tiga dimensinya (struktur kuaterner). Walaupun struktur enzim menentukan fungsinya, prediksi aktivitas enzim baru yang hanya dilihat dari strukturnya adalah hal yang sangat sulit. Kebanyakan enzim berukuran lebih besar daripada substratnya, tetapi hanya sebagian kecil asam amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang secara langsung terlibat dalam katalisis. Daerah yang mengandung residu katalitik yang akan mengikat substrat dan kemudian menjalani reaksi ini dikenal sebagai tapak aktif. Enzim juga dapat mengandung tapak yang mengikat kofaktor yang diperlukan untuk katalisis. Beberapa enzim juga memiliki tapak ikat untuk molekul kecil, yang sering kali merupakan produk langsung ataupun tak langsung dari reaksi yang dikatalisasi. Pengikatan ini dapat meningkatkan ataupun menurunkan aktivitas enzim. Dengan demikian ia berfungsi sebagai regulasi umpan balik (Anonim, 2010).
Enzim dapat ditemukan baik pada hewan maupun tumbuhan, salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan adalah amilase. Nama lain dari enzim amilase adalah diastase, enzim tersebut dapat menghidrolisis amilum menjadi gula, amilase dihasilkan oleh daun dan biji yang berkecambah, aktivitas amilase dipengaruhi oleh garam-garam anorganik, suhu, cahaya dan pH. PH optium dari amilase menurut Hopkins, cole dan green adalah 4,5 sampai dengan 4,7 (Tim Pengajar, 2010).
Banyak dari enzim sel tidak dapat bergerak secara bebas di dalam sel, tetapi tersusun dalam pola tertentu. Enzim di dalam mitokondria dan kloroplas tampaknya tersusun spatial demikian rupa sehingga dapat berinteraksi dengan efisiensi yang setinggi-tingginya. Besar kemungkinannya bahwa dalam membran dan membran retikulum endoplasma terdapat pula enzim yang tersusun spatial. Aktivitas enzim dalam sel juga diatur dengan ketat oleh kebutuhan. Jika hasil dari suatu seri reaksi enzim (yaitu asam amini) mulai menumpuk di dalam sel, maka kerja enzim yang pertama terlihat di dalam sintesis tersebut secara khusus dihambta. Dengan demikian produksi asam amino dihentikan untuk sementara (Kimball, 2001).

Kamis, 24 Maret 2011

Anatomi Hewan Vertebrata

Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk organ.
(Tim pengajar, 2010).
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata

Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya (Anonim, 2010).
Menurut Jasin (1992), sub philum vertebrata dibagi atas dua super klas yang semuanya terdiri dari 8 klas :
Super klas I ; Pisces
1. Klas Agnatha (a= tidak; gnathum= rahang)
Hewan-hewan yang termasuk dalam klas ini belum mempunyai rahang, sehingga mulutnya sederhan seperti cacing.
2. Klas Placodermata
Hewan-hewan dari klas ini mempunyai tubuh bersisik placoid. Hampir semua hewan ini merupakan ikan juga termasuk ikan purba.
3. Klas Chodrichtyes
Klas ini meliputi ikan0ikan yang bertulang rawan. Termasuk dalam klas ini ialah ikan hiu.
4. Klas Osteichtyes
Klas ini meliputi ikan-ikan yang bertulang keras. Hampir semua ikan termasuk kals ini.
Super Klas II : Tetrapoda ( tetra = empat ; poda = kaki )
5. Klas Amphibia ( amphi = dua ; bios = hidup )
Klas ini meliputi hewan-hewan yang mempunyai dua fase hidup yaitu fase hidup dalam air dan fase hidup di darat.
6. Klas Reptilia ( Hewan Melata)
Hewan-hewan yang termask dalam klas ini adalah: kadal, ular, buaya , bunglong, cecak, penyu dan lain-lain.
7. Klas Aves ( Hewan Unggas atau Burung)
8. Hewan-hewan yang termsuk dalam klas ini hewan bersayap, dan berbulu dan umumnya dapat terbang di udara, misalnya : semua burung , ayam, itik dan lain-lain.
9. Kelas Mamalia (mamae = susu; artinya Hewan menyusui)
Hewan-hewan yang termasuk dalam klas ini adalah semua hewan yang menyusui dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Wahyuningsih (2001), vertebrata mempunyai ciri umu sebagai berikut:m
1. Mempunyai tengkorak (cranium) berupa kotak tempat otaknya (karena itu disebut juga Craniata) dan ruas-ruas tulang belakang (vertebrata untuk sumbuh penguat tubuh tempat meletakkan otot rangka.
2. Tubuh simetri bilateral, terdiri dari kepala, leher badan dan ekor, sistem alat tubuh beruas-ruas, kulit terdiri dari lapisan epidermis dan dermis.
3. Mempunyai rongga tubuh (coelum) yang dindingnya dilapisi selaput peritonium.
4. Alat pencernaan memnajang di bawah/dekat tulang belakang, urat saraf di atas/ belakang saluran pencernaan.
5. Jantung terdiri dari dua, tiga atau empat ruang.
Kelompok ampibia adalah vertebrata yang hadir pertama kali hidup di darat. Pada dasrnya memiliki pentadaktil (lima ujung jari-jari kaki), meskipun jumlah jari kakinya dapat saja berkurang. Seperti ikan dan reptil, maka amfibi adalah ektotrm perubahan suhu tubuh bergantung pada suhu lingkungan. Pada kebanyakan amphibia meninggalkan telur-telurnya dalam kolam dan di aliran-aliran air dan tidak seekor pun dapat berjalan di tanah bagitu menetas, sedikit spesies yang hidup jauh dari air (Sukiya, 2001).

Jumat, 18 Maret 2011

Sistem Peredaran Darah



Darah sebagai sistem transportasi tubuh secara fungsional menghubungkan organ-organ pertukaran dengan sel-sel tubuh, mengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan, seperti O2 dan zat makanan atau bahan-bahan sisa metabolisme, seperti CO2 dan urea.
Pada manusia dan hewan yang lebih kompleks, difusi saja tidak mencukupi untuk pengangkutan bahan-bahan kimia dengan jarak makroskopis, hal ini disebabkan oleh kecepatan zat-zat untuk berdifusi tidak seimbang dengan kebutuhan.

A. Darah

Darah merupakan salah satu komponen sistem sirkulasi (peredaran darah) yang sangat penting. Darah dan sistem peredaran darah memiliki fungsi sebagai berikut.
1. Mengedarkan sari makanan (nutrisi) dari sistem pencernaanmakanan ke seluruh sel-sel tubuh
2. Transportasi oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh, dantransportasi karbon dioksida dari sel-sel seluruh tubuh ke paru-paru
3. Pengangkutan sisa metabolisme dari sel-sel tubuh ke organ ekskresi (pengeluaran)
4. Pengangkutan hormon dari kelenjar endokrin ke sel-sel atau jaringan target
5. Membantu keseimbangan cairan tubuh
6. Membantu dalam mengatur suhu tubuh


1. Komposisi Darah

a. Plasma Darah
Plasma darah mengisi sekitar 55% dari total volume darah. Salah satu fungsi plasma darah yaitu mengatur keseimbangan osmosis darah di dalam tubuh
atas air (90%) dan bahan-bahan terlarut (10%). Berikut ini komposisi plasma darah beserta fungsinya.

b. Sel-Sel Darah
Terdapat sekitar 45% sel-sel darah di dalam darah. Sel-sel darah tersusun atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Untuk lebih memahami komposisi sel-sel darah dalam tubuh manusia,

1) Sel darah merah
Sel darah merah (eritrosit) berfungsi mengangkut atau mengedarkan oksigen dan karbon dioksida. Kemampuan mengikat oksigen dan karbon dioksida oleh sel darah merah adalah karena adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah suatu protein yang memiliki daya ikat kuat terhadap O2 dan CO2.

2) Sel darah putih
Sel darah putih (leukosit) berfungsi dalam pertahanan dan kekebalan tubuh. Leukosit akan mempertahankan tubuh dari serangan penyakit. Fungsi tersebut didukung oleh kemampuan leukosit untuk bergerak amoeboid (seperti Amoeba) dan sifat fagositosis (memangsa atau
memakan).
Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasmanya, leukosit dibagi menjadi leukosit tidak bergranula (agranulosit) dan leukosit bergranula (granulosit).


3) Keping darah
Keping darah disebut juga dengan trombosit. Trombosit berbentuk bulat, lonjong, bahkan berbentuk tidak beraturan. Trombosit tidak memiliki inti dan berukuran lebih kecil dibandingkan eritrosit. Jumlah trombosit sekitar 250.000–400.000 dalam setiap milimeter
kubik darah. Trombosit dapat hidup selama delapan hari. Trombosit berfungsi dalam proses penggumpalan darah. Mengenai peran trombosit dalam penggumpalan darah, akan dibahas pada materi selanjutnya.

2. Mekanisme Penggumpalan Darah

Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar. Jika trombosit pecah, enzim tromboplastin yang dikandungnya akan keluar bercampur dengan plasma darah. Selain trombosit, di plasma darah terdapat protombin. Protombin akan diubah menjadi trombin oleh enzim tromboplastin. Perubahan protombin menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+). Protombin adalah suatu protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin K.Trombin akan berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat dalam plasma. Adapun fibrin adalah protein berupa benang-benang yang tidak larut dalam plasma. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan saling bertautan sehingga sel-sel darah merah beserta plasma akan terjaring dan membentuk gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk menggantikan gumpalan tersebut dan luka akan menutup.

3. Gangguan dan Penyakit yang Berkaitan dengan Darah

Terdapat beberapa gangguan dan penyakit yang berkaitan dengan darah. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh faktor fisiologis maupun
faktor genetik.

a. Anemia
Anemia merupakan penyakit berupa kurangnya kadar hemoglobin,Fe, dan eritrosit di dalam tubuh. Dalam keadaan normal, kadar Hb dalamdarah yaitu 12–16 gram%. Adapun jumlah eritrosit normal yaitu 5,3 juta/mm3 darah. Seorang yang menderita anemia memiliki gejala muka pucat, lesu, sakit kepala, dan gangguan menstruasi.

b. Leukemia
Pada leukemia, produksi sel darah putih melebihi batas normal. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan abnormal pada jaringan yang menguji banyak sampel darah. Leukemia dapat disebabkan oleh infeksi virus, terkena sinar radio aktif, terkena zat-zat kimia, serta faktor keturunan (genetik). Penderita leukimia memiliki ciri-ciri pucat, lesu, demam, dan pendarahan.

c. Thalasemia
Thalasemia adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh gangguan produksi hemoglobin dan eritrosit. Thalasemia merupakan penyakit genetik atau keturunan. Gejala penyakit thalasemia sangat bervariasi, di antaranya anemia, pembesaran limfa, bentuk tulang abnormal, dan gangguan pertumbuhan.

d. Sickle Cell Anemia
Sickle cell anemia adalah suatu penyakit yang ditandai dengan bentuksel darah merah menyerupai bulan sabit. Sel darah merah yang berbentuk bulan sabit tersebut mudah untuk saling tindih pada pembuluh darah. Akibatnya, sel darah tersebut menyumbat pembuluh darah dan terjadi hemolisis (pecah). Selain itu, bentuk bulan sabit berakibat kurangnya daya ikat terhadap oksigen.


B. Organ-Organ Peredaran Darah

1. Jantung
Jantung merupakan pusat dari sistem peredaran darah manusia. Jantung terletak di dalam rongga dada sebelah kiri. Jantung memiliki kemampuan untuk berkontraksi memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Hal inilah yang membuat jantung selalu berdetak selama manusia tersebut hidup. Pada orang dewasa, jantung memiliki berat sekitar 335 gram. Jantung berdetak sekitar 100.000 kali per hari. Detak jantung dikontrol oleh pacemaker. Pacemaker (pacu jantung) adalah sekelompok sel yang terletak di atrium kanan. Pacemaker ini mengirimkan pesan-pesan elektrik ke otot jantung. Pesan-pesan ini merangsang otot jantung untuk berkontraksi. Pacemaker juga menerima informasi dari otak. Beberapa sel saraf yang merangsang jantung bergerak pelan, sebagian lagi merangsang bergerak cepat. Jadi, otak dapat pula mengatur detak jantung, sesuai kebutuhan tubuh.

2. Pembuluh Darah

Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh ataupun sebaliknya. Pembuluh darah dibagi menjadi arteri, arteriol, kapiler, venula, dan vena.

a. Arteri
Arteri (pembuluh nadi) merupakan hasil percabangan dari aorta. Aorta adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik kiri. Arteri memiliki dinding yang tebal dan elastis, sesuai dengan fungsinya mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

b. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh darah yang berasal dari percabangan arteri. Arteriol memiliki ukuran yang lebih kecil daripada arteri. Meskipun demikian, lapisan jaringan penyusun arteriol serupa dengan arteri.

c. Kapiler
Arteriol akan bercabang-cabang lagi menjadi kapiler-kapiler. Kapiler merupakan pembuluh yang sangat halus dan tersusun atas satu lapis jaringan endotelium. Di kapiler terjadi pertukaran gas, bahan makanan, air, garam mineral, dan bahan organik lainnya. Kapiler akan saling bertautan dan membentuk percabangan yang rumit.

d. Venula
Kapiler-kapiler hasil percabangan arteriol akan berhubungan dengan venula. Venula merupakan pembuluh balik hasil percabangan dari vena.

e. Vena
Darah setelah melewati venula akan mengalir menuju vena (pembuluh balik). Vena akan mengalirkan darah menuju jantung dan berhubungan langsung dengan jantung. Seperti halnya arteri, vena tersusun atas tiga lapisan jaringan yang sama. Di sepanjang vena terdapat katup yang menjaga agar darah tidak berbalik arah .

3. Mekanisme Peredaran Darah

Jantung memiliki empat ruang, yaitu atrium (kiri dan kanan) dan ventrikel (kiri dan kanan). Darah yang berada di atrium kanan merupakan darah yang banyak mengandung
CO2. Hal ini disebabkan darah yang masuk ke atrium kanan berasal dari seluruh tubuh. Adapun darah yang mengalir di atrium kiri merupakan darah yang banyak mengandung O2
karena berasal dari paru-paru .
Manusia memiliki dua macam peredaran darah. Oleh karena itu, manusia dikatakan memiliki peredaran darah ganda. Peredaran darah ganda terdiri atas peredaran darah kecil (pulmonalis) dan peredaran darah besar (sistemik). Peredaran darah kecil dimulai dari jantung menuju paru-paru dan kembali ke jantung. Adapun peredaran darah besar, dimulai dari jantung menuju ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung.

4. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang disebabkan oleh darah yang me ngalir terhadap dinding pembuluh darah. Ketika ventrikel berkontraksi,darah akan mengalir lebih cepat menuju arteri. Hal ini menyebabkan dinding arteri menjadi tertekan. Anda dapat merasakan hal tersebut dengan memegang pembuluh nadi pada pergelangan tangan. Denyut nadi dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah. Tekanan darah pada arteri terdiri atas tekanan sistol dan tekanan diastol. Tekanan sistol adalah tekanan darah pada saat ventrikel kiri berkontraksi. Adapun tekanan diastol adalah tekanan darah pada saat ventrikel kiri berelaksasi. Tekanan darah sistol dan diastol dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut tensimeter (sphygmomanometer).
Pada orang dewasa normal, tekanan sistol dan diastolnya sekitar 120 mmHg dan 80 mmHg (120/80 mmHg). 5.Gangguan dan Penyakit pada Sistem Darah Terdapat beberapa gangguan dan penyakit pada sistem peredaran darah. Gangguan dan penyakit tersebut dapat disebabkan oleh factor fisik, aktivitas, maupun makanan yang dikonsumsi.

a. Hipertensi
Hipertensi disebut pula sebagai penyakit tekanan darah tinggi. Orang yang mengidap hipertensi memiliki nilai sistol dan diastol melebihi batas normal (>140/90 mmHg). Kebalikan dari hipertensi adalah hipotensi. Hipotensi merupakan penyakit tekanan darah rendah. Penderita hipotensi memiliki nilai sistol di bawah 100 mmHg. Hipotensi memiliki gejala, seperti lesu, pusing, gangguan penglihatan, dan sering pingsan.

b. Arteriosklerosis
Arteriosklerosis merupakan penyakit berupa pengapuran pembuluh darah karena endapan lemak. Apabila pembuluh darah tersumbat oleh endapan zat kapur, penyakit tersebut dinamakan arteriosklerosis. Kedua penyakit tersebut dapat mengakibatkan darah tidak dapat mengalir.

c. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah penyakit akibat penurunan kekuatan kontraksi otot jantung. Hal tersebut akan mengakibatkan volume peredaran darah ke seluruh tubuh berkurang. Gejala gagal jantung berupa cepat lelah, sesak napas, dan jantung membengkak.


Selasa, 15 Maret 2011

Sistem Gerak




A. Tulang dan Rangka

Manusia mempunyai kemampuan untuk bergerak secara aktif. Gerakan tersebut disebabkan oleh adanya kerja sama yang kompak antara tulang dan otot. Tulang tidak dapat bergerak jika tidak digerakkan oleh otot. Otot dapat menggerakkan tulang karena mempunyai daya berkontraksi. Oleh karena itu, otot dikatakan sebagai alat gerak aktif dan tulang sebagai alat
gerak pasif. Otot menempel dan menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang lainnya.
Tiga kebutuhan untuk dapat melakukan suatu gerak, yaitu:
1. rangsangan: penyebab gerak ke arah yang dituju;
2. dorongan: kegiatan tubuh yang melawan habitat;
3. keseimbangan: memulihkan keseimbangan yang hilang untuk sementara waktu.

1. Fungsi Tulang

Tuhan memberi tulang dalam tubuh manusia dengan bentuk yang berbeda-beda. Bentuk-bentuk tulang tersebut akan sesuai denganfungsinya. Berikut adalah beberapa fungsi tulang pada manusia.


a) Penunjang dan pemberi bentuk tubuh
b) Pelindung alat-alat vital tubuh
c) Penyusun rangka tubuh
d) Tempat melekatnya otot
e) Tempat pembentukan sel-sel darah
f) Tempat penyimpanan mineral (kalsium dan fosfor)


2. Jenis-Jenis Tulang

Tulang penyusun tubuh manusia memiliki jenis yang sangat beragam, baik itu bentuk, struktur, maupun fungsinya. Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dibedakan menjadi tulang rawan (kartilago) dan tulang keras. Tulang rawan bersifat lentur dan hanya terdapat pada beberapa tempat, seperti cuping hidung dan cuping telinga. Adapun tulang keras bersifat keras dan berfungsi sebagai penyusun sistem rangka tubuh. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang dapat dibedakanmenjadi empat jenis, yaitu tulang pendek, tulang pipa (panjang), tulang pipih, dan tulang ireguler.

Tulang pipa (panjang) memiliki bentuk seperti tabung yang berongga. Selain itu, pada ujung-ujung tulang pipa terdapat perluasan bentuk sebagai fungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Tulang pipa dapat ditemukan di tulang betis, tulang hasta, tulang kering, dan tulang pengumpil. Tulang pendek memiliki bentuk seperti kubus. Tulang ini hanya ditemukan di pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.

Sesuai dengan namanya, tulang pipih memiliki bentuk pipih atau lempengan. Tulang pipih berfungsi sebagai penyusun dinding rongga atau sebagai pelindung. Contoh tulang pipih adalah tulang rusuk, tulangbelikat, dan tulang tengkorak. Adapun tulang ireguler merupakan tulang yang memiliki bentuk tidak beraturan. Tulang ireguler dapat ditemukan pada tulang-tulang muka dan tulang belakang 3.Pembentukan Tulang Manusia memiliki rangka tubuh ketika dalam tahap perkembangan embrio. Rangka tubuh dalam masa embrio masih berupa tulang rawanN(kartilago). Kartilago dibentuk oleh sel-sel mesenkim.

3. Pembentukan Tulang

Di dalam kartilago tersebut akan diisi oleh osteoblas. Osteoblas merupakan sel-sel pembentuk tulang keras. Osteoblas akan mengisi jaringan sekelilingnya dan membentuk osteosit (sel-sel tulang).Sel-sel tulang dibentuk secara konsentris (dari arah dalam ke luar). Setiap sel-sel tulang akan mengelilingi pembuluh darah dan serabut saraf, membentuk sistem Havers. Selain itu, di sekeliling sel-sel tulang ini terbentuk senyawa protein pembentuk matriks tulang. Matriks tulang akan mengeras karena adanya garam kapur (CaCO3) dan garam fosfat(Ca3PO4)2).Di dalam tulang terdapat sel-sel osteoklas. Sel-sel ini berfungsi menyerap kembali sel tulang yang sudah rusak dan dihancurkan. Adanya aktivitas sel osteoklas, tulang akan berongga. Rongga ini kelak akan berisi sumsum tulang. Osteoklas membentuk rongga sedangkan osteoblas terus membentuk osteosit baru ke arah permukaan luar. Dengan demikian, tulang akan bertambah besar dan berongga.
Proses pembentukan tulang keras disebut osifikasi. Proses ini dibedakan menjadi dua, yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi intrakartilagenosa. Osifikasi intramembranosa disebut juga penulangan langsung (osifikasi primer). Proses ini terjadi pada tulang pipih, misalnya tulang tengkorak. Penulangan ini terjadi secara langsung dan tidak akan terulang lagi untuk selamanya. Contoh osifikasi intrakartilagenosa adalah pembentukan tulang pipa. Osifikasi ini menyebabkan tulang bertambahpanjang.

4. Sistem Rangka Manusia

Rangka tubuh manusia tersusun atas 206 tulang. Tulang-tulang tersebut memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Secara garis besar, rangka tubuh manusia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular.

a. Rangka Aksial
Rangka aksial disebut juga rangka poros atau sumbu tubuh. Disebut demikian, karena hampir semua tulang anggota rangka aksial berada digaris sumbu tubuh. Rangka aksial tersusun atas tulang kepala (tengkorak), tulang belakang (vertebrae), tulang dada, dan tulang rusuk (sternum dan kosta).

b. Rangka Apendikular
Rangka apendikular disebut juga sebagai rangka tambahan. Secara umum, rangka apendikular adalah tulang-tulang penyusun alat gerak, yaitu tangan dan kaki. Rangka apendikular tersusun atas tulang anggota gerak (tungkai), gelang bahu, dan gelang panggul

5. Hubungan Antartulang
Hubungan antar tulang disebut juga persendian (sendi). Persendian adalahtempat antara tulang-tulang atau antara tulang dan tulang rawan. Untuk memungkinkan adanya pergerakan, diperlukan adanya sendi. Sendi dibentukpada kartilago di daerah sendi. Pada persendian terdapat cairan pelumas yang disebut cairan sinovial. Tulang-tulang disatukan dengan jaringan ikat yang lentur dengan adanya sendi, sehingga terbentuklah rangka dan gerakan-gerakan tulang. Secara fungsional, persendian dibagi menjadi tiga, yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.

a. Sinartrosis
Persendian sinartrosis sama sekali tidak dapat digerakkan. Hal ini disebabkan tidak adanya celah sendi. Berdasarkan jaringan yang menghubungkannya, sinartrosis dibedakan menjadi sinartrosis sinfibrosis dan sinartrosis sinkondrosis. Sinartosis sinfibrosis dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa.Persendian ini terdapat pada tulang tengkorak. Lekukan pada tulang tengkorak disebut sutura. Adapun sinartrosis sinkondrosis dihubungkan oleh tulang rawan, misalnya hubungan tulang rusuk dan tulang dada.

b. Amfiartrosis
Amfiartrosis merupakan persendian dengan gerakan terbatas. Amfiartrosis dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan sindesmosis . Simfisis merupakan persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang tipis. Contoh simfisis adalah sendi antartulang belakang dan pada tulang kemaluan. Adapun sindesmosis merupakanpersendian yang dihubungkan oleh banyak jaringan ikat. Contoh sindesmosis adalah sendi antara tibia dan fibula

c. Diartrosis
Diartrosis merupakan persendian dengan gerakan paling bebas atau leluasa. Pada diartosis terdapat cairan sinovial. Berdasarkan tulang pembentuk sendi dan gerakannya, diartrosis dikelompokkan menjadi sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, dan sendi pelana.

1) Sendi peluru
Sendi peluru merupakan sendi yang dapat digerakkan ke atas,ke bawah, dan ke samping. Pergerakan yang bebas ini dikarenakan bentuk ujung tulang berupa bongkol dan mangkuk. Contoh sendi peluru adalah pada gelang bahu.

2) Sendi engsel
Pergerakan pada sendi engsel hanya satu arah. Contoh sendi engsel adalah siku dan lutut.

3) Sendi putar
Gerakan pada sendi putar berupa gerakan rotasi dengan satu poros. Contoh sendi putar adalah gerakan memutar kepala (tulang leher dan tulang tengkorak) dan antara tulang hasta dan tulang pengumpil.

4) Sendi pelana
Pada sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi menyerupai pelana. Contoh sendi pelana adalah gerakan ibu jari dan hubungan tulang belakang dengan tulang rusuk.


6. Kelainan dan Gangguan pada Tulang

Tulang dapat mengalami kelainan dan gangguan. Kelainan dangangguan dapat disebabkan oleh aktivitas, infeksi kuman, kekurangan vitamin, maupun kecelakaan.

a. Gangguan pada Tulang Belakang
Tulang belakang dapat mengalami berbagai gangguan. Pada umumnya, gangguan tersebut disebabkan oleh sikap tubuh yang salah. Gangguan tersebut adalah skoliosis, kifosis, dan lordosis.
Skoliosis merupakan kelainan berupa melengkungnya tulang belakang ke arah samping. Kifosis adalah jika tulang belakang terlalumembungkuk. Kifosis dapat terjadi karena kebiasaan menulis yang terlalu membungkuk. Adapun lordosis terjadi jika lengkung lumbar melekuk ke dalam.

b. Gangguan Persendian
Persendian dapat mengalami gangguan, seperti artritis, dislokasi, dan ankilosis.

1) Artritis
Artritis adalah peradangan sendi dengan ciri-ciri bengkak, dan gangguan fungsi sendi tersebut. Artritis dibedakan menjadi artritis gout, osteoartritis, dan artritis eskudatif. Artritis gout terjadi karena kegagalan metabolisme asam urat. Osteoartritis disebabkan menipisnya tulang rawan pelindung sendi. Adapun artritis eskudatif disebabkan terisinya ronggasendi oleh getah radang.

2) Dislokasi
Dislokasi terjadi jika sendi terlepas dari tempatnya dan disertai sobeknya ligamen. Dislokasi dapat pula berupa pergeseran sendi.

3) Ankilosis
Gangguan ini menyebabkan sendi tidak dapat digerakkan, disebabkan karena tulang rahang melebur dengan tulang tengkorak.

c. Rheumatism (Rheumatic)
Rheumatism merupakan gangguan berupa segala rasa sakit pada semua alat gerak, sepeti tulang, otot, ligamen, dan sendi


B. Otot

Otot merupakan alat gerak aktif karena kontraksinya dapat menggerakkan tulang sehingga muncul gerak. Otot akan memendek apabila berkontraksi dan akan memanjang apabila berelaksasi.

1. Jenis-Jenis Otot

Berdasarkan struktur dan fungsinya, otot dibedakan menjadi otot lurik, otot polos, dan otot jantung.

a. Otot Lurik
Otot lurik disebut juga otot rangka karena otot ini melekat pada rangka. Gerak atau aktivitas otot lurik dipengaruhi oleh saraf sadar. Artinya, otot ini akan bergerak jika ada perintah dari otak. Gerak tersebut disebut gerak volunter. Otot ini berperan dalam banyak gerak tubuh yang dikehendaki.

b. Otot Polos
Sel otot berbentuk seperti kumparan dengan sitoplasma yang tampak bening, disebabkan miofibril atau miofilamennya homogen. Dengan demikian, otot ini tampak polos, dan tidak berlurik. Apabila terkena rangsang, reaksi otot polos lambat, tetapi dapat bekerja dalam jangka waktu lama. Gerakannya tanpa kita sadari (otonom) atau bergerak secara involunter. Sifat seperti ini cocok untuk menjalankan alat-alat dalam yang bergerak terus-menerus atau menuntut gerakan yang tidak perlu disadari.
Jaringan otot polos terdapat pada saluran pencernaan(yang membuat gerak peristaltik), pembuluh darah, dinding uterus,dan otot penggantung lensa mata

c. Otot Jantung
Sesuai dengan namanya, otot ini adalah otot yang membentuk organ jantung. Sel otot jantung berbentuk silindris dengan sebuah inti di tengahnya. Sel-sel otot jantung memiliki cabang. Sel satu dengan sel lain yang bersebelahan pada sisi pendeknya, memiliki sarkolema yang cukup tebal. Sarkolema yang tebal tersebut dinamakan keping interkalar atau sinsitium. Keping ini berfungsi sebagai penguat otot jantung dan membantu menghantarkan rangsang/impuls.

2. Gerak pada Otot
Otot melekat pada tulang dengan jaringan ikat kuat yang disebut tendon. Tendon yang melekat pada tulang yang relatif diam pada saat otot berkontraksi disebut origo. Adapun tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersi. Pada persendian terdapat jaringan ikat yang membungkus sendi agar sendi itu tidak terurai. Jaringan tersebutadalah ligamen. Otot, sendi, dan tulang bekerja sama membentuk suatu gerak. Dalam lengan terdapat beberapa jenis otot, tulang, dan sendi. Ketika Anda mengangkat lengan bawah, misalnya, akan terjadi kerja sama antara otot, tulang dan sendi.

a. Gerak Antagonis
Gerakan ini terjadi jika sebagian atau sebuah otot yang melekat pada tulang yang sama berkontraksi, sementara sebagian atau sebuah otot pasangannya berelaksasi. Contoh gerak antagonis adalah lutut dan siku. Pada lengan terdapat otot biseps dan trisep, yang menyebabkan gerakan pada siku. Oleh karena kerja otot berlawanan, terdapat beberapa jenis gerakan tulang yang berlawanan, yaitu:
1)otot fleksor (menekukkan) dan ekstensor (meluruskan);
2)otot abduktor (menjauhkan) dan adduktor (mendekatkan);
3)otot depresor (menurunkan) dan elevator (menaikkan);
4)otot supinator (menengadahkan) dan pronator (menelungkupkan).

b. Gerak Sinergid
Gerakan ini terjadi jika sekelompok atau pasangan otot berkontraksi atau berelaksasi dalam waktu yang bersamaan dan mengakibatkan satu gerak bagian tubuh. Contoh gerak sinergid, yaitu pada otot-otot punggung dan otot-otot leher.

3. Kontraksi Otot
Otot memiliki mekanisme khusus untuk berkontraksi. Kontraksi pada otot akan memunculkan gerakan.

a. Mekanisme Kontraksi Otot
Otot mulai berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal dengan nama “model pergeseran filamen” (sliding filament mode),

b. Energi untuk Kontraksi Otot
ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi bagi otot. Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP.

4. Gangguan dan Kelainan pada Otot

a. Atropi, merupakan keadaan otot yang lisut atau kumpulan otot menjadi kecil. Hal ini terjadi antara lain karena serangan penyakit yang disebabkan oleh virus (virus polio). Selain itu, otot yang jarang digunakan pun kemungkinan akan terserang atropi.
b. Tetanus, merupakan gangguan berupa otot yang terus-menerus berkontraksi. Sehari-hari dikenal dengan kejang otot atau kram. Hal ini dapat disebabkan oleh aktivitas otot yang terlalu tinggi. Tetanus yang lain disebabkan oleh kuman penyakit (bakteri
Clostridium tetani).
c. Hernia, merupakan suatu tonjolan dari organ-organ dalam, misalnya usus, melalui tempat-tempat yang lemah pada dinding perut. Hernia dapat disebabkan oleh faktor usia maupun tekanan yang tinggi di daerah perut.
d. Myesthenia gravis, merupakan melemahnya otot-otot muka akibat serangan autoimunitas. Autoimunitas adalah tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan-jaringan tubuh sendiri. Penyakit ini memiliki gejala turunnya kelopak mata, sulit menelan, dan gangguan pernapasan.



Pengamatan Mikroskopis




Jaringan adalah kumpulan sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur serta fungsi yang sama. Ilm yang mempelajari tentang sreuktur jaringan disebut histologi. Berbagau jaringan tersusun dan terorganisasi dalam bentuk organ (Tim pengajar, 2010).
Jaringan penyusun tumbuhan dapat dibedakan atas jaringan muda (meristem) dan jaringa dewasa yang terdiri dari jaringan pelindung( epidermis), jaringan parenkim, jaringan pengangkut dan jaringan gabus. Berbagai jaringan tersebut menyusun berbagai organ tubuh tumbuhan (Tim Pengajar, 2010 ).
Menurut Wahyuningsih ( 2001) secara garis besar jaringan tumbuhan dibedakan atas jaringan muda (jaringan meristem) dan jaringan dewasa.
a. Jaringan meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya tetap bersifat embrional artinya mampu terus-menerus membelah diri tak terbatas untuk menambah jumlah sel tubuh. Meristem hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu sajadari tumbuhan. Atas dasar letak pada tubuh, meristem dibedakan menjadi:
1) Meristem apikal (meristem ujung
2) Meristem intekalar (meristem antara)
3) Meristem lateral (meritem samping)
Atas dasar asalnya, meristem dibagi menjadi
1) Meristem primer
2) Meristem sekunder
b. Jaringan dewasa
Jaringan dewasa terdiri dari :
1) Epidermis
Epderemis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan badan, bagian-bagian bunga, buah, biji, serta batang dan akar.
2) Parenkim
Parenkim juga disebut jaringan dasar, oleh karena itu merupakan jaringan penyusun sebagian besar organ tumbuhan. Parenkim tersusun atas sel-sel yang relatif tidak mempunyai fungsi khusu karena hanya terdifernsiasi secara sederhana.
3) Sklerenkim dan kolenkim
Kolenkim dan skelerenkim merupakan jaringan yang berfungsi sebagai jaringan penguat. Kedu jaringanini dapat berada tersebar di antara jaringan dasar, tetapi dapat pula mengelompok membentuk jaringan yang jelas terpisah. Jaringan kolenkim terdapat pada bagian perifer daun muda atau tumbuhan lunak, tersusun sel-sel dengan penebalan dinding dari selulose, hemiselulose dan pektin.
4) Floem dan xilem sebagai jaringan pengangkut
Beraks pengangkut tuimbuhan tersusun oleh jaringan xilem dan jaringan floem. Jaringan xilem berfungsi sebagai saluran pengangkut air dan zat hara dari akar ke bagian lain dari tumbuhan. Jaringan floem berfungsi sebagai pengankut hasil asimilasi dari daun ke tempat-tempat penyimpanan cadangan makanan dan bagian-bagian tumbuhan yang membutuhkannya.
Selain yang disebutkan di atas , jaringan dewasa ada juga yang disebut jaringan gabus. Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem ( anonim, 2010 ).
Jaringan tubuh hewan dibedakan atas 4 macam jaringan utama yaitu : jaringan epitel, jaringan ikat/jaringan penyokong, jaringan oto, dan jaringan saraf (Tim Pengajar, 2010).
Menurut Sutarno ( 2001) jaringan yang terdapat di dalam tubuh diklasifikasikan ke dalam empat tipe dasar sesuai dengan fungsi dan strukturnya.
a. Jaringan Epithelial
Jaringan epitheal merupakan jaringan penutup baik di luar maupun di dalam tubuh, misalnya kulit dn lapisan luar pada alat pencernaan, peredaran darah, dan sebagainya. Sel-selnya tersusun secara rapat/ kopmpak. Sel-sel epithel melekatkan diri pada membran tipis di bawahnya yang disebut membran basal. Membran ini menyusun serat-serat kolagen, ritikuler, dan glikoprotein.
b. Jaringan Ikat
Jaringan yang paling banyak dalam tubuh adalah jaringan ikat. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi, menunujang dan mempersatukan barbagai jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh. Umunya banyak memliki pembuluh darah kecuali tulang rawan yang tidak memilki pembuluh darah. Jaringan ini letak sel-selnya tidak begitu rapat dan memiliki zat interseluler yang disebut matriks. Jaringan ikat ini tidak terdapat pada permukaan tubuh.
c. Jaringan Tulang
Jaringan ini kadang-kadang disebut jaringan tulang keras, terdiri dari sel-sel tulang ( osteosit) yang terletak di dalam lakuna. Karena tulang ini selain memilki osteosit juga mengandung zat organik yang jumlahnya kira-kira 1/3 berat tulang, maka tulang ini menjadi padat. Tulang merupaka jaringan hidup yang massanya heterogen dan terorganisasi secara rapih dan teratur. Pada tulang kompak terdapat sistem-sistem Haver yang di dalam nya terdapat saluran-saluran Haver tempat pembuluh darah berada. Secara umum tulang ini membentuk kerangaka tubuh manusia.
d. Jaringan Otot
Pergerakan pada manusia atau binatang umunya dihasilkan oleh jaringan otot. Bila di rangsang jaringan tersebut akan memendek (berkontraksi) dan menarik bagian-bagian tempat otot tersebut menjadi melekat. Jaringan oto ini di susun oleh sel-sel khusus yang hanya memerankan satu fungsi utama yaitu kontarksi. Sesuai dengan fungsinya jarinag oto mempunyai karakteristik elastis dapat direnggangkan, dan dapat berkontraksi (memendek dan menelan).




Mikroskop

Mata manusia dapat melihat objek hingga yang bergaris tengah sepersepuluh milimeter. Bakteri yang berukuran besar dan beberapa organisme bersel tunggal lain seratus kali lebih kecil dari ukuran tersebut, dan virus ukurannya puluhan ribu kali lebih kecil (Goldthwait, 1984).
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat ) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disbut mikroskopi, dan kata miroskopi berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat mata (anonim, 2010).
Mikroskop adalah alat optik dengan satu lensa ay=tau lebih, menghasilakn beyangan sangat dibesarkan dari objek, yang dengan mata biasa tak tampak. Kaca pembesar adalah mikroskop sederhana. Mikroskop dengan dua atau lebih disebut mikroskop majemuk (Nugroho, 1997).
Mikroskop adalah alay utama ang mempelajari struktur benda-benda kecil kecil. Mikroskop yang menggunakan cahaya disebut mikroskop sterio atau binokuler. Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop binokuler atau sterio digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar,transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu (Tim Pengajar, 2010).
Mikroskop adalah instrument yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat di laboratorium mikroskopi. Dengan mikroskop ini diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk mengamati organisme dan struktur yang tidak nampak dengam mata bugil (Ristianti, 2000).
Mikroskop memilki komponen-komponen dari kaca yang mudah rusak, berupa lensa-lensa dan cermin. Hindarkan perlakuan yang dapat benturan dengan komponen tersebut. Jangan menurunkan makrometer pada saat meneropong, untuk mencegah kemungkinan benturan lensa objektif dengan kaca benda (Tim Pengajar, 2010).
1. Macam-macam mikroskop
Menurut ( Kusnadi, 2003) mikroskop dalam mikrobiologi ada bermacam-macam diantaranya adalah :
a). Mikroskop medan terang (brightfield Mikroscopy), mikroskop jenis ini digunakan untuk memeriksa bahan dan kultur dari sediaan basah atau bahan sediaan.
b). Mikroskop medan gelap (Darjfield microscopy), mikroskop ini mempunyai kondensor yang mencegah cahaya ditransmisikan melalui bahan, tapi sebaliknya menyebabkan cahaya merefleksikan bahan pada sudut tertentu, sehingga objek kelihatan besar bersinar dengan latar belakang yang gelap.
c). Mikroskop flouresen (Flourescence microscopy), mikroskop ini telah menjadi prosedir dan banyak di laboraturium klinis. Beberapa substansi biologi memang pada dasarnya berfluresen, tapi bahan lain dapat juga diwarnai dengan zat warna flouresen dan diamati dengan mikroskop yang memakai dengan sumber cahaya sinar ultraviolet. Mikroskop ini banyak digunakan dalam mikrobiologi dan imunologi, dan telah dikembangkan untuk mendeteksi antigen mikroba pada bahan pemeriksaan dengan jalan mewarnainya dengan antibody spesifik yang telah diberi tanda/label dengan zat warna flouresen.
d) mikroskop elektron, mikroskop ini memiliki berkas gelombang sinar sangat pendek (0,005 nm) yang dihasilkan oleh elektron dari tabung hampa udara, sehingga memungkinkan dicapinya perbesaran sampai jutaan kali. Dengan mikroskop elektron ini, maka dapt dilihat virus dan molekul-molekul yang sangt kecil lainnya.
2. Membersihkan Mikroskop
Sebelum dan seudah dipakai, mikroskop harus dibersihkan. Lensa-lensa harus selalu dijaga agar tetao bersih. Air, minyak dan debu harus dibersihkan dari lensa dengan cara menghapusnya dengan kertas biasa atau dengan kertas lensa yang bersih. Jangan menggosokknya dengan kertas biasa atau dengan kain kasar, karena dap merusak lensa. Badan mikroskop dibersihkan dengan menggunakan kain flanel yang bersih.
3. Menyimpan mikroskop
Untuk menjaga keselamatan sehingga terhindar dari kerusakan karena kotoran atau jamuran, maka mikroskop harus disimpan dalam kotak khusus. Dalam kotak mikroskop terdapat kantung silicia gel untuk menurunkan kelembapan atau lemari dipasangi lampu pija. Kedudukan lensa objektif diatur sedemikian rupa sehingga terhindar dari tabrakan dengan meja sediaan. Tubus diturunkan serendahnya, dan lengan dalam keadaan tegak.
4. Penggunaan mikroskop
Menurut hal-hal yang perlu diperhatikan bila akan menggunakan mikroskop adalalah :
a) Selalu membawa mikroskop dengan dua tangan, satu tangan di bawahh kaki mikroskop dan satunya lagi memegang lengan mikroskop. Bila menggunakan preparat basah, tabung miroskop selalu dalam keadaan tegak, berarti pula meja dalam keadaan datar. Ini berlaku untuk mikroskop dengan tabung lurus/tegak, tidak berlaku untuk mikroskop dengan tabung miring, karena pada mikroskop macam ini kedudukan meja selalu datar.
b) Preparat basah harus selalu dengan gelas penutup pada saat dilihat di bawah mikroskop.
c) Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk cermin.
d) Bila ada bagian mikroskop tidak bekerja dengan baik atau hilang, laporkan segera ke penanggung jawab praktikum atau laboran untuk mendapatkan perbaikan atau ganti dengan mikroskop lain yang masih baik.
e) Anda tidak dibearkan untuk melepas lensa-lensa mikroskop dari tempatnya.
f) Setelah selesai menggunakan mikroskop, pasang lensa objektif pembesaran paling rendah pada kedudukan lurus ke bawah.

Rabu, 09 Maret 2011

Shortcut pada MS. word


Macam-Macam jalan pintas (shortcut) di Microsoft Word

CTRL+N Membuat dokumen baru
CTRL+O Membuka dokumen.
CTRL+S Menyimpan dokumen yang sedang dibuka/diedit
CTRL+W Menutup dokumen. Jika dokumen belum disimpan, akan muncul kotak dialog yang menanyakan apakah dokumen ingin disimpan atau tidak.
CTRL+ALT+S Membagi (split) jendela dokumen menjadi dua bagian. Setelah mengetik CTRL+ALT+ S, klik pada posisi yang diinginkan.
SHIFT+ALT+C Menutup kembali jendela dokumen yang telah dibagi dua bagian / displit (CTRL+ALT+ S)
CTRL+ALT+P Mengubah tampilan dokumen menjadi tampilan Print Layout. Lihat menu View
CTRL+ALT+O Mengubah tampilan dokumen menjadi tampilan outline. Lihat menu View
CTRL+ALT+N Mengubah tampilan dokumen menjadi tampilan Normal. Lihat menu View
ALT+R Mengubah tampilan dokumen menjadi tampilan Reading. Lihat menu View
Berhubungan Dengan Pencarian dan Penelusuran Dalam Dokumen
CTRL+F Mencari teks atau objek spesial lainnya dalam dokumen
ALT+CTRL+Y Melanjutkan pencarian CTRL+F setelah kotak dialog pencarian ditutup
CTRL+H Mencari teks tertentu di dalam dokumen kemudian menimpanya/menggantinya dengan teks lain
CTRL+G Cara singkat untuk menuju ke suatu halaman, bookmark, footnote, tabel, komentar (comment), gambar,atau ke lokasi tertentu lainnya.
ALT+CTRL+Z Pindah ke dokumen lain, atau ke bagian lain dalam dokumen, atau antar dokumen dengan email yang diedit di MS Word.
Tombol arah/panah:
← ↑ → ↓ Menggerakkan kursor sesuai arah tanda panah
PAGE UP atau PAGE DOWN Pindah ke atas batas atau ke bawah batas halaman yang ditampilkan di monitor
ALT+CTRL+PAGE UP Pindah ke awal tampilan di monitor
ALT+CTRL+PAGE DOWN Pindah ke akhir tampilan di monitor
CTRL+HOME Pindah ke awal dokumen
CTRL+END Pindah ke akhir dokumen
HOME Pindah ke awal baris
END Pindah ke akhir baris
Berhubungan Dengan Cetak/Print dan Print Preview
CTRL+P Cetak dokumen (membuka kotak dialog Print)
ALT+CTRL+I
Atau
CTRL+F2 Pindah ke tampilan print preview atau sebaliknya ke tampilan standar
Tombol arah / panah:
← ↑ → ↓ Pindah ke halaman tertentu sesuai arah panah dalam tampilan print preview
PAGE UP atau PAGE DOWN Pindah ke halaman sebelumnya atau sesudahnya dalam tampilan print preview
CTRL+HOME Pindah ke halaman pertama dalam tampilan print preview
CTRL+END Pindah ke halaman terakhir dalam tampilan print preview
Berhubungan Dengan Footnote dan Endnote
ALT+CTRL+F Menambahkan footnote
ALT+CTRL+D Menambahkan endnote
Berhubungan Dengan delete, copy dan move
BACKSPACE Menghapus satu karakter ke kiri
CTRL+BACKSPACE Menghapus satu kata ke kiri
DELETE Menghapus satu karakter ke kanan
CTRL+DELETE Menghapus satu kata ke kanan
CTRL+X Cut : Mengambil teks/gambar
CTRL+C Copy: menduplikat teks/gambar
CTRL+C, C Memunculkan daftar teks yang telah di-copy atau di-cut
F2 Memindahkan teks atau gambar. Caranya: pilih dulu (sorot) teks yg akan dipindahkan, lalu tekan F2, lalu klik pada posisi dimana teks tersebut akan dipindahkan, lalu tekan ENTER.
CTRL+V Paste: menyisipkan teks/gambar yang telah di-cut atau di-copy.
Berhubungan dengan Karakter/simbol spesial
CTRL+F9 Membuat sebuah field
SHIFT+ENTER Membuat baris baru
CTRL+ENTER Membuat halaman baru
CTRL+SHIFT+ENTER Membuat bagian dokumen baru. Bagian yang baru ini bukan lanjutan dari halaman sebelumnya, jadi nomor halamannya bisa dimulai dari yang baru, atau orientasi halamannya (portrait/landscape) bisa beda.
CTRL+SHIFT+SPACEBAR Membuat spasi yang tidak bisa dipisahkan. Maksudnya seolah-olah dua kata yang berada di antara spasi tersebut tetap berada dalam satu baris.
ALT+CTRL+C Simbol Copyright ( © )
ALT+CTRL+R Simbol Registered Trademark ( ® )
ALT+CTRL+T Simbol Trademark ( ™ )
“kode simbol”, ALT+X Memasukkan simbol tertentu. Caranya: tulis dulu kode simbolnya, lalu tekan ALT+X. Daftar simbol dan kodenya dapat anda lihat pada menu “Insert”, “Symbol…”, lalu pilih tab Symbol. Contoh : untuk menulis simbol ∑ , ketik 2211 lalu tekan ALT+X. Kode simbol berupa kode Unicode (Hexadesimal).
ALT+”kode simbol” Memasukkan simbol tertentu sesuai dengan kode simbolnya (desimal ANSI). Kode simbolnya berupa angka-angka yang harus diketikkan melalui Keypad Numeric. Daftar simbol dan kodenya dapat anda lihat pada menu “Insert”, “Symbol…”, lalu pilih tab Symbol.
Berhubungan dengan menyorot / memblok teks
SHIFT+”tombol panah”
Atau
SHIFT+”klik mouse” Menyorot teks. Caranya: tekan tombol SHIFT (jangan dulu dilepas) lalu tekan tombol tanda panah atau klik di tempat yang diinginkan.
CTRL+”sorot yang lain” Menyorot teks terpisah. Caranya: setelah menyorot sebuah teks, anda bisa juga menyorot teks lain yang bukan lanjutan dari teks tersebut dengan menekan tombol CTRL.
F8 Menghidupkan mode penyorotan, yaitu menyorot teks tanpa menggunakan tombol SHIFT. Caranya: tekan F8 satu kali, lalu tekan tombol panah ke arah yang anda inginkan. Untuk mengakhiri mode penyorotan, tekan ESC. Jika anda tekan F8 dua kali, secara otomatis akan menyorot satu kata, jika tekan F8 tiga kali akan menyorot satu kalimat, dan seterusnya. Untuk mengurangi ukuran penyorotan, tekan SHIFT+F8. Jangan lupa menekan ESC untuk mengakhiri mode penyorotan.
ESC Mengakhiri mode penyorotan.
SHIFT+HOME Menyorot hingga ke awal baris
SHIFT+END Menyorot hingga ke akhir baris
SHIFT+PAGE DOWN Menyorot hingga satu layar ke bawah
SHIFT+PAGE UP Menyorot hingga satu layar ke atas
CTRL+SHIFT+HOME Menyorot hingga ke awal dokumen
CTRL+SHIFT+END Menyorot hingga ke akhir dokumen
ALT+CTRL+SHIFT+PAGE UP Menyorot hingga ke awal tampilan di monitor
ALT+CTRL+SHIFT+PAGE DOWN Menyorot hingga ke akhir tampilan di monitor
CTRL+A Menyorot seluruh isi dokumen
CTRL+SHIFT+F8 kemudian tekan tombol panah Menyorot teks secara vertikal
TAB Menyorot isi sel berikutnya dalam tabel
SHIFT+TAB Menyorot isi sel sebelumnya dalam tabel
Berhubungan dengan pergerakan kursor
Panah (kiri, kanan, atas, bawah) Pindah satu karakter/huruf ke (kiri, kanan, atas, bawah)
CTRL+”panah kiri” Pindah satu karakter/huruf ke kiri
CTRL+”panah kanan” Pindah satu karakter/huruf ke kanan
CTRL+”panah atas” Pindah satu paragraf ke atas
CTRL+”panah bawah” Pindah satu paragraf ke bawah
END Pindah ke akhir baris
HOME Pindah ke awal baris
ALT+CTRL+PAGE UP Pindah ke awal tampilan di monitor
ALT+CTRL+PAGE DOWN Pindah ke akhir tampilan di monitor
PAGE UP Pindah satu halaman ke atas
PAGE DOWN Pindah satu halaman ke bawah
CTRL+PAGE DOWN Pindah ke awal halaman berikutnya
CTRL+PAGE UP Pindah ke awal halaman sebelumnya
CTRL+END Pindah ke akhir dokumen
CTRL+HOME Pindah ke awal dokumen
TAB Pindah satu sel ke kanan (dalam tabel)
SHIFT+TAB Pindah satu sel ke kiri (dalam tabel)
ALT+HOME Pindah ke sel paling kiri (dalam tabel)
ALT+END Pindah ke sel paling kanan (dalam tabel)
ALT+PAGE UP Pindah ke sel paling atas dalam satu kolom (dalam tabel)
ALT+PAGE DOWN Pindah ke sel paling bawah dalam satu kolom (dalam tabel)
“panah atas” Pindah ke baris sebelumnya/atas (dalam tabel)
“panah bawah” Pindah ke baris sesudahnya/bawah (dalam tabel)
Berhubungan dengan pemformatan teks
CTRL+SHIFT+C Meng-copy / menduplikat format dari teks (Ingat!, bukan tulisannya melainkan formatnya. Misalnya : ukuran dan jenis huruf, jarak spasi antar baris, dsb)
CTRL+SHIFT+V Menyisipkan format teks setelah di CTRL+SHIFT+C
CTRL+SHIFT+F Merubah jenis huruf
CTRL+SHIFT+P Merubah ukuran huruf
CTRL+SHIFT+> Memperbesar ukuran huruf
CTRL+SHIFT+< 52 =" 25"> Memperbesar ukuran huruf
CTRL+SHIFT+<>
CTRL+] Memperbesar ukuran huruf 1 poin
CTRL+[ Memperkecil ukuran huruf 1 poin
CTRL+D Mengubah format huruf. Ini akan memunculkan kotak dialog yang berkaitan dengan pemformatan huruf secara lengkap.
SHIFT+F3 Mengubah efek-efek pada teks. Untuk kembali ke efek yang semula, cukup tekan lagi SHIFT+F3 sampai kembali ke semula
CTRL+SHIFT+A Mem-format teks menjadi huruf kapital semuanya
CTRL+B Menebalkan teks. Contoh: Ini tebal
CTRL+U Menambahkan garis bawah. Contoh: ini garis bawah
CTRL+SHIFT+W Menambahkan garis bawah hanya pada teksnya saja, bukan pada spasi antar kata. Contoh: ini garis bawah
CTRL+SHIFT+D Menambahkan garis bawah dobel. Contoh: ini garis bawah
CTRL+SHIFT+H Memformat teks menjadi tidak terlihat (hilang). Untuk melihat teks yang diformat hilang, kllik menu Tools, Options, lalu pada tab View, perhatikan bagian Formatting marks, berikan tanda cek pada opsi All, lalu klik tombol OK.
CTRL+I Memiringkan teks. Contoh: ini miring
CTRL+SHIFT+K Memformat teks menjadi huruf kecil semuanya
CTRL + ”=” (tanda sama dengan) Menempatkan teks pada posisi pangkat bawah. Contoh: H2O
CTRL + SHIFT + “+” (tanda tambah) Menempatkan teks pada posisi pangkat atas. Contoh: 52 = 25
CTRL+SPACEBAR (tombol spasi) Menghilangkan format yang telah dilakukan
CTRL+SHIFT+Q Mengubah teks menjadi berjenis huruf simbol
CTRL + SHIFT + * Menampilkan huruf-huruf yang tidak terlihat atau yang tidak dapat dicetak
SHIFT+F1
lalu klik pada teks yang ingin dilihat formatnya Menampilkan detail format yang diberlakukan pada teks (Reveal Formatting)
CTRL+1 Menerapkan jarak antar baris 1 spasi
CTRL+2 Menerapkan jarak antar baris 2 spasi
CTRL+5 Menerapkan jarak antar baris 1.5 spasi
CTRL+0 Menambahkan/menghilangkan jarak 1 spasi pada awal paragraf
CTRL+E Membuat teks menjadi rata tengah
CTRL+J Membuat teks menjadi rata kiri dan kanan
CTRL+L Membuat teks menjadi rata kiri
CTRL+R Membuat teks menjadi rata kanan
CTRL+M Menambah margin pada sebelah kiri
CTRL+SHIFT+M Menghilangkan tambahan margin kiri setelah di CTRL+M
CTRL+T Menambahkan indent menggantung
CTRL+SHIFT+T Mengurangi jarak indent menggantung
CTRL+Q Menghilangkan semua format yang telah dilakukan sehingga menjadi biasa / tanpa pemformatan
CTRL+SHIFT+S Mengubah style teks
ALT+CTRL+K Memulai AutoFormat
CTRL+SHIFT+N Menerapkan style Normal
ALT+CTRL+1 Menerapkan style Heading 1
ALT+CTRL+2 Menerapkan style Heading 2
ALT+CTRL+3 Menerapkan style Heading 3
CTRL+SHIFT+L Menerapkan style List / daftar
Berhubungan dengan mail merge
ALT+SHIFT+K Menampilkan sebuah mail merge
ALT+SHIFT+N Menggabungkan dokumen
ALT+SHIFT+E Mengedit data dokumen mail merge
ALT+SHIFT+F Memasukkan sebuah field mail merge
ALT+SHIFT+D Memasukkan field tanggal (Date)
ALT+CTRL+L Memasukkan field daftar (List)
ALT+SHIFT+P Memasukkan field nomor halaman
ALT+SHIFT+T Memasukkan field waktu (jam / Time)
CTRL+F9 Memasukkan field kosong
CTRL+SHIFT+F7 Mengupdate informasi-informasi yang saling berkaitan di dalam dokumen sumber sebuah mail merge
F9 Mengupdate field yang sedang ditunjuk kursor saat itu
CTRL+SHIFT+F9 Menghilangkan hubungan sebuah link
SHIFT+F9 Melihat sebuah field dengan hasilnya (secara bergantian)
ALT+F9 Melihat semua field beserta hasilnya (secara bergantian)
ALT+SHIFT+F9 Menjalankan GOTOBUTTON atau MACROBUTTON dari field yang sedang dilihat hasilnya
F11 Pindah ke field berikutnya
SHIFT+F11 Pindah ke field sebelumnya
CTRL+F11 Mengunci field
CTRL+SHIFT+F11 Membuka /menghilangkan kunci field yang terkunci
Shortcut Tombol Fungsi (Tombol F1, F2, F3, ….F12)
F1 Membuka panduan Microsoft Word
F2 Memindahkan teks atau gambar. Caranya: pilih dulu (sorot) teks yg akan dipindahkan, lalu tekan F2, lalu klik pada posisi dimana teks tersebut akan dipindahkan, lalu tekan ENTER.
F3 Memasukkan AutoText
F4 Mengulangi proses / pengetikan yang terakhir dilakukan
F5 Membuka kotak dialog pencarian (cara singkat menuju bagian tertentu di dalam dokumen)
F6 Menuju ke frame / panel berikutnya
F7 Membuka kotak dialog Spelling and Grammar
F8 Menghidupkan mode penyorotan, yaitu menyorot teks tanpa menggunakan tombol SHIFT. Caranya: tekan F8 satu kali, lalu tekan tombol panah ke arah yang anda inginkan. Untuk mengakhiri mode penyorotan, tekan ESC. Jika anda tekan F8 dua kali, secara otomatis akan menyorot satu kata, jika tekan F8 tiga kali akan menyorot satu kalimat, dan seterusnya. Untuk mengurangi ukuran penyorotan, tekan SHIFT+F8. Jangan lupa menekan ESC untuk mengakhiri mode penyorotan.
F9 Mengupdate field yang dipilih / disorot
F10 Mengaktifkan bar menu untuk diakses oleh keyboard
F11 Menuju ke field berikutnya
F12 Menyimpan dokumen dengan nama baru. Ini sama dengan meng-klik menu File, Save As.
Tombol CTRL dan Tombol Fungsi (Tombol F1, F2, F3, ….F12)
CTRL+F2 Pindah ke tampilan print preview atau sebaliknya ke tampilan standar
CTRL+F3 Mengambil teks untuk Autotext
CTRL+F4 Menutup jendela dokumen (sekaligus menutup dokumen)
CTRL+F5 Mengembalikan (restore) ukuran jendela dokumen setelah di maximize
CTRL+F6 Pindah ke dokumen lain (jika membuka lebih dari satu file dokumen Word)
CTRL+F7 Menjalankan perintah Move (shortcut untuk title bar)
CTRL+F8 Menjalankan perintah Size (shortcut untuk title bar)
CTRL+F9 Membuat sebuah field untuk karakter spesial (simbol)
CTRL+F10 Membuat jendela Microsoft Word menjadi berukuran Maximize
CTRL+F11 Mengunci field pada mail merge
CTRL+F12 Membuka file dokumen Word. Ini sama dengan mengklik menu File, Open.
Tombol SHIFT dan Tombol Fungsi (Tombol F1, F2, F3, ….F12)
SHIFT+F1 Menampilkan detail format yang diberlakukan pada teks (Reveal Formatting)
SHIFT+F2 Menduplikat (copy) teks
SHIFT+F3 Mengubah efek-efek pada teks. Untuk kembali ke efek yang semula, cukup tekan lagi SHIFT+F3 sampai kembali ke semula
SHIFT+F4 Mengulangi /melanjutkan proses pencarian Find atau GoTo
SHIFT+F5 Meletakkan kursor pada posisi teks yang terakhir kali dilakukan perubahan
SHIFT+F6 Menuju ke frame / panel sebelumnya
SHIFT+F7 Membuka kotak dialog Thesaurus
SHIFT+F8 Menghilangkan tanda penyorotan / seleksi
SHIFT+F9 Melihat sebuah field dengan hasilnya (secara bergantian)
SHIFT+F10 Memperlihatkan menu klik kanan pada posisi kursor
SHIFT+F11 Pindah ke field sebelumnya
SHIFT+F12 Menyimpan dokumen. Ini sama dengan mengklik menu File, Save
Tombol ALT dan Tombol Fungsi (Tombol F1, F2, F3, ….F12)
ALT+F1 Meletakkan kursor pada field berikutnya. Field di sini bisa berupa teks yang mengandung link, ataupun teks-teks tertentu lainnya
ALT+F3 Membuat sebuah entry AutoText
ALT+F4 Keluar dari program aplikasi Microsoft Word
ALT+F5 Mengembalikan ukuran jendela Microsoft Word jika sedang maximize.
ALT+F7 Mencari kesalahan dalam penulisan. Ini bisa berfungsi jika kotak cek “Check spelling as you type” diaktifkan. (lihat di menu Tools, Options, klik tab Spelling & Grammar)
ALT+F8 Menjalankan sebuah macro.
ALT+F9 Melihat semua field beserta hasilnya (secara bergantian)
ALT+F10 Memaksimalkan (maximize) tampilan jendela program Microsoft Word
ALT+F11 Menampilkan jendela penulisan kode Microsoft Visual Basic
Tombol CTRL+SHIFT dan Tombol Fungsi (Tombol F1, F2, F3, ….F12)
CTRL+SHIFT+F3 Menuliskan isi dari Spike (entry AutoText spesial)
CTRL+SHIFT+F5 Mengedit bookmark. (membuka kotak dialog bookmark)
CTRL+SHIFT+F6 Pindah ke jendela dokumen yang lain (jika pada saat bersamaan, membuka lebih dari satu file Word)
CTRL+SHIFT+F7 Mengupdate informasi-informasi yang saling berkaitan di dalam dokumen sumber sebuah mail merge
CTRL+SHIFT+F8 kemudian tekan tombol panah Menyorot teks secara vertikal
CTRL+SHIFT+F9 Menghilangkan hubungan sebuah link
CTRL+SHIFT+F11 Membuka /menghilangkan kunci field yang terkunci
CTRL+SHIFT+F12 Membuka kotak dialog Print. Sama dengan CTRL+P
Tombol CTRL+ALT dan Tombol Fungsi (Tombol F1, F2, F3, ….F12)
CTRL+ALT+F1 Menampilkan informasi mengenai komputer yang sedang digunakan.
CTRL+ALT+F2 Membuka file dokumen Word. Ini sama dengan meng-klik menu File, lalu Open.
Tombol ALT+SHIFT dan Tombol Fungsi (Tombol F1, F2, F3, ….F12)
ALT+SHIFT+F1 Meletakkan kursor pada field sebelumnya. Field di sini bisa berupa teks yang mengandung link, ataupun teks-teks tertentu lainnya
ALT+SHIFT+F2 Menyimpan dokumen yang sedang dibuka/diedit. Ini sama dengan meng-klik menu File, lalu Save.
ALT+SHIFT+F9 Menjalankan GOTOBUTTON atau MACROBUTTON dari field yang sedang dilihat hasilnya
ALT+SHIFT+F10 Menampilkan menu atau pesan untuk smart tag.
ALT+SHIFT+F11 Menjalankan Microsoft Script Editor