A. Tulang dan Rangka
Manusia mempunyai kemampuan untuk bergerak secara aktif. Gerakan tersebut disebabkan oleh adanya kerja sama yang kompak antara tulang dan otot. Tulang tidak dapat bergerak jika tidak digerakkan oleh otot. Otot dapat menggerakkan tulang karena mempunyai daya berkontraksi. Oleh karena itu, otot dikatakan sebagai alat gerak aktif dan tulang sebagai alat
gerak pasif. Otot menempel dan menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang lainnya.
Tiga kebutuhan untuk dapat melakukan suatu gerak, yaitu:
1. rangsangan: penyebab gerak ke arah yang dituju;
2. dorongan: kegiatan tubuh yang melawan habitat;
3. keseimbangan: memulihkan keseimbangan yang hilang untuk sementara waktu.
1. Fungsi Tulang
Tuhan memberi tulang dalam tubuh manusia dengan bentuk yang berbeda-beda. Bentuk-bentuk tulang tersebut akan sesuai denganfungsinya. Berikut adalah beberapa fungsi tulang pada manusia.
b) Pelindung alat-alat vital tubuh
c) Penyusun rangka tubuh
d) Tempat melekatnya otot
e) Tempat pembentukan sel-sel darah
f) Tempat penyimpanan mineral (kalsium dan fosfor)
2. Jenis-Jenis Tulang
Tulang penyusun tubuh manusia memiliki jenis yang sangat beragam, baik itu bentuk, struktur, maupun fungsinya. Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dibedakan menjadi tulang rawan (kartilago) dan tulang keras. Tulang rawan bersifat lentur dan hanya terdapat pada beberapa tempat, seperti cuping hidung dan cuping telinga. Adapun tulang keras bersifat keras dan berfungsi sebagai penyusun sistem rangka tubuh. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang dapat dibedakanmenjadi empat jenis, yaitu tulang pendek, tulang pipa (panjang), tulang pipih, dan tulang ireguler.
Tulang pipa (panjang) memiliki bentuk seperti tabung yang berongga. Selain itu, pada ujung-ujung tulang pipa terdapat perluasan bentuk sebagai fungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Tulang pipa dapat ditemukan di tulang betis, tulang hasta, tulang kering, dan tulang pengumpil. Tulang pendek memiliki bentuk seperti kubus. Tulang ini hanya ditemukan di pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
Sesuai dengan namanya, tulang pipih memiliki bentuk pipih atau lempengan. Tulang pipih berfungsi sebagai penyusun dinding rongga atau sebagai pelindung. Contoh tulang pipih adalah tulang rusuk, tulangbelikat, dan tulang tengkorak. Adapun tulang ireguler merupakan tulang yang memiliki bentuk tidak beraturan. Tulang ireguler dapat ditemukan pada tulang-tulang muka dan tulang belakang 3.Pembentukan Tulang Manusia memiliki rangka tubuh ketika dalam tahap perkembangan embrio. Rangka tubuh dalam masa embrio masih berupa tulang rawanN(kartilago). Kartilago dibentuk oleh sel-sel mesenkim.
3. Pembentukan Tulang
Di dalam kartilago tersebut akan diisi oleh osteoblas. Osteoblas merupakan sel-sel pembentuk tulang keras. Osteoblas akan mengisi jaringan sekelilingnya dan membentuk osteosit (sel-sel tulang).Sel-sel tulang dibentuk secara konsentris (dari arah dalam ke luar). Setiap sel-sel tulang akan mengelilingi pembuluh darah dan serabut saraf, membentuk sistem Havers. Selain itu, di sekeliling sel-sel tulang ini terbentuk senyawa protein pembentuk matriks tulang. Matriks tulang akan mengeras karena adanya garam kapur (CaCO3) dan garam fosfat(Ca3PO4)2).Di dalam tulang terdapat sel-sel osteoklas. Sel-sel ini berfungsi menyerap kembali sel tulang yang sudah rusak dan dihancurkan. Adanya aktivitas sel osteoklas, tulang akan berongga. Rongga ini kelak akan berisi sumsum tulang. Osteoklas membentuk rongga sedangkan osteoblas terus membentuk osteosit baru ke arah permukaan luar. Dengan demikian, tulang akan bertambah besar dan berongga.
Proses pembentukan tulang keras disebut osifikasi. Proses ini dibedakan menjadi dua, yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi intrakartilagenosa. Osifikasi intramembranosa disebut juga penulangan langsung (osifikasi primer). Proses ini terjadi pada tulang pipih, misalnya tulang tengkorak. Penulangan ini terjadi secara langsung dan tidak akan terulang lagi untuk selamanya. Contoh osifikasi intrakartilagenosa adalah pembentukan tulang pipa. Osifikasi ini menyebabkan tulang bertambahpanjang.
4. Sistem Rangka Manusia
Rangka tubuh manusia tersusun atas 206 tulang. Tulang-tulang tersebut memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Secara garis besar, rangka tubuh manusia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular.
a. Rangka Aksial
Rangka aksial disebut juga rangka poros atau sumbu tubuh. Disebut demikian, karena hampir semua tulang anggota rangka aksial berada digaris sumbu tubuh. Rangka aksial tersusun atas tulang kepala (tengkorak), tulang belakang (vertebrae), tulang dada, dan tulang rusuk (sternum dan kosta).
b. Rangka Apendikular
Rangka apendikular disebut juga sebagai rangka tambahan. Secara umum, rangka apendikular adalah tulang-tulang penyusun alat gerak, yaitu tangan dan kaki. Rangka apendikular tersusun atas tulang anggota gerak (tungkai), gelang bahu, dan gelang panggul
5. Hubungan Antartulang
Hubungan antar tulang disebut juga persendian (sendi). Persendian adalahtempat antara tulang-tulang atau antara tulang dan tulang rawan. Untuk memungkinkan adanya pergerakan, diperlukan adanya sendi. Sendi dibentukpada kartilago di daerah sendi. Pada persendian terdapat cairan pelumas yang disebut cairan sinovial. Tulang-tulang disatukan dengan jaringan ikat yang lentur dengan adanya sendi, sehingga terbentuklah rangka dan gerakan-gerakan tulang. Secara fungsional, persendian dibagi menjadi tiga, yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.
a. Sinartrosis
Persendian sinartrosis sama sekali tidak dapat digerakkan. Hal ini disebabkan tidak adanya celah sendi. Berdasarkan jaringan yang menghubungkannya, sinartrosis dibedakan menjadi sinartrosis sinfibrosis dan sinartrosis sinkondrosis. Sinartosis sinfibrosis dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa.Persendian ini terdapat pada tulang tengkorak. Lekukan pada tulang tengkorak disebut sutura. Adapun sinartrosis sinkondrosis dihubungkan oleh tulang rawan, misalnya hubungan tulang rusuk dan tulang dada.
b. Amfiartrosis
Amfiartrosis merupakan persendian dengan gerakan terbatas. Amfiartrosis dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan sindesmosis . Simfisis merupakan persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang tipis. Contoh simfisis adalah sendi antartulang belakang dan pada tulang kemaluan. Adapun sindesmosis merupakanpersendian yang dihubungkan oleh banyak jaringan ikat. Contoh sindesmosis adalah sendi antara tibia dan fibula
c. Diartrosis
Diartrosis merupakan persendian dengan gerakan paling bebas atau leluasa. Pada diartosis terdapat cairan sinovial. Berdasarkan tulang pembentuk sendi dan gerakannya, diartrosis dikelompokkan menjadi sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, dan sendi pelana.
1) Sendi peluru
Sendi peluru merupakan sendi yang dapat digerakkan ke atas,ke bawah, dan ke samping. Pergerakan yang bebas ini dikarenakan bentuk ujung tulang berupa bongkol dan mangkuk. Contoh sendi peluru adalah pada gelang bahu.
2) Sendi engsel
Pergerakan pada sendi engsel hanya satu arah. Contoh sendi engsel adalah siku dan lutut.
3) Sendi putar
Gerakan pada sendi putar berupa gerakan rotasi dengan satu poros. Contoh sendi putar adalah gerakan memutar kepala (tulang leher dan tulang tengkorak) dan antara tulang hasta dan tulang pengumpil.
4) Sendi pelana
Pada sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi menyerupai pelana. Contoh sendi pelana adalah gerakan ibu jari dan hubungan tulang belakang dengan tulang rusuk.
6. Kelainan dan Gangguan pada Tulang
Tulang dapat mengalami kelainan dan gangguan. Kelainan dangangguan dapat disebabkan oleh aktivitas, infeksi kuman, kekurangan vitamin, maupun kecelakaan.
a. Gangguan pada Tulang Belakang
Tulang belakang dapat mengalami berbagai gangguan. Pada umumnya, gangguan tersebut disebabkan oleh sikap tubuh yang salah. Gangguan tersebut adalah skoliosis, kifosis, dan lordosis.
Skoliosis merupakan kelainan berupa melengkungnya tulang belakang ke arah samping. Kifosis adalah jika tulang belakang terlalumembungkuk. Kifosis dapat terjadi karena kebiasaan menulis yang terlalu membungkuk. Adapun lordosis terjadi jika lengkung lumbar melekuk ke dalam.
b. Gangguan Persendian
Persendian dapat mengalami gangguan, seperti artritis, dislokasi, dan ankilosis.
1) Artritis
Artritis adalah peradangan sendi dengan ciri-ciri bengkak, dan gangguan fungsi sendi tersebut. Artritis dibedakan menjadi artritis gout, osteoartritis, dan artritis eskudatif. Artritis gout terjadi karena kegagalan metabolisme asam urat. Osteoartritis disebabkan menipisnya tulang rawan pelindung sendi. Adapun artritis eskudatif disebabkan terisinya ronggasendi oleh getah radang.
2) Dislokasi
Dislokasi terjadi jika sendi terlepas dari tempatnya dan disertai sobeknya ligamen. Dislokasi dapat pula berupa pergeseran sendi.
3) Ankilosis
Gangguan ini menyebabkan sendi tidak dapat digerakkan, disebabkan karena tulang rahang melebur dengan tulang tengkorak.
c. Rheumatism (Rheumatic)
Rheumatism merupakan gangguan berupa segala rasa sakit pada semua alat gerak, sepeti tulang, otot, ligamen, dan sendi
B. Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kontraksinya dapat menggerakkan tulang sehingga muncul gerak. Otot akan memendek apabila berkontraksi dan akan memanjang apabila berelaksasi.
1. Jenis-Jenis Otot
Berdasarkan struktur dan fungsinya, otot dibedakan menjadi otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
a. Otot Lurik
Otot lurik disebut juga otot rangka karena otot ini melekat pada rangka. Gerak atau aktivitas otot lurik dipengaruhi oleh saraf sadar. Artinya, otot ini akan bergerak jika ada perintah dari otak. Gerak tersebut disebut gerak volunter. Otot ini berperan dalam banyak gerak tubuh yang dikehendaki.
b. Otot Polos
Sel otot berbentuk seperti kumparan dengan sitoplasma yang tampak bening, disebabkan miofibril atau miofilamennya homogen. Dengan demikian, otot ini tampak polos, dan tidak berlurik. Apabila terkena rangsang, reaksi otot polos lambat, tetapi dapat bekerja dalam jangka waktu lama. Gerakannya tanpa kita sadari (otonom) atau bergerak secara involunter. Sifat seperti ini cocok untuk menjalankan alat-alat dalam yang bergerak terus-menerus atau menuntut gerakan yang tidak perlu disadari.
Jaringan otot polos terdapat pada saluran pencernaan(yang membuat gerak peristaltik), pembuluh darah, dinding uterus,dan otot penggantung lensa mata
c. Otot Jantung
Sesuai dengan namanya, otot ini adalah otot yang membentuk organ jantung. Sel otot jantung berbentuk silindris dengan sebuah inti di tengahnya. Sel-sel otot jantung memiliki cabang. Sel satu dengan sel lain yang bersebelahan pada sisi pendeknya, memiliki sarkolema yang cukup tebal. Sarkolema yang tebal tersebut dinamakan keping interkalar atau sinsitium. Keping ini berfungsi sebagai penguat otot jantung dan membantu menghantarkan rangsang/impuls.
2. Gerak pada Otot
Otot melekat pada tulang dengan jaringan ikat kuat yang disebut tendon. Tendon yang melekat pada tulang yang relatif diam pada saat otot berkontraksi disebut origo. Adapun tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersi. Pada persendian terdapat jaringan ikat yang membungkus sendi agar sendi itu tidak terurai. Jaringan tersebutadalah ligamen. Otot, sendi, dan tulang bekerja sama membentuk suatu gerak. Dalam lengan terdapat beberapa jenis otot, tulang, dan sendi. Ketika Anda mengangkat lengan bawah, misalnya, akan terjadi kerja sama antara otot, tulang dan sendi.
a. Gerak Antagonis
Gerakan ini terjadi jika sebagian atau sebuah otot yang melekat pada tulang yang sama berkontraksi, sementara sebagian atau sebuah otot pasangannya berelaksasi. Contoh gerak antagonis adalah lutut dan siku. Pada lengan terdapat otot biseps dan trisep, yang menyebabkan gerakan pada siku. Oleh karena kerja otot berlawanan, terdapat beberapa jenis gerakan tulang yang berlawanan, yaitu:
1)otot fleksor (menekukkan) dan ekstensor (meluruskan);
2)otot abduktor (menjauhkan) dan adduktor (mendekatkan);
3)otot depresor (menurunkan) dan elevator (menaikkan);
4)otot supinator (menengadahkan) dan pronator (menelungkupkan).
b. Gerak Sinergid
Gerakan ini terjadi jika sekelompok atau pasangan otot berkontraksi atau berelaksasi dalam waktu yang bersamaan dan mengakibatkan satu gerak bagian tubuh. Contoh gerak sinergid, yaitu pada otot-otot punggung dan otot-otot leher.
3. Kontraksi Otot
Otot memiliki mekanisme khusus untuk berkontraksi. Kontraksi pada otot akan memunculkan gerakan.
a. Mekanisme Kontraksi Otot
Otot mulai berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal dengan nama “model pergeseran filamen” (sliding filament mode),
b. Energi untuk Kontraksi Otot
ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi bagi otot. Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP.
4. Gangguan dan Kelainan pada Otot
a. Atropi, merupakan keadaan otot yang lisut atau kumpulan otot menjadi kecil. Hal ini terjadi antara lain karena serangan penyakit yang disebabkan oleh virus (virus polio). Selain itu, otot yang jarang digunakan pun kemungkinan akan terserang atropi.
b. Tetanus, merupakan gangguan berupa otot yang terus-menerus berkontraksi. Sehari-hari dikenal dengan kejang otot atau kram. Hal ini dapat disebabkan oleh aktivitas otot yang terlalu tinggi. Tetanus yang lain disebabkan oleh kuman penyakit (bakteri
Clostridium tetani).
c. Hernia, merupakan suatu tonjolan dari organ-organ dalam, misalnya usus, melalui tempat-tempat yang lemah pada dinding perut. Hernia dapat disebabkan oleh faktor usia maupun tekanan yang tinggi di daerah perut.
d. Myesthenia gravis, merupakan melemahnya otot-otot muka akibat serangan autoimunitas. Autoimunitas adalah tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan-jaringan tubuh sendiri. Penyakit ini memiliki gejala turunnya kelopak mata, sulit menelan, dan gangguan pernapasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
A. Tulang dan Rangka
Manusia mempunyai kemampuan untuk bergerak secara aktif. Gerakan tersebut disebabkan oleh adanya kerja sama yang kompak antara tulang dan otot. Tulang tidak dapat bergerak jika tidak digerakkan oleh otot. Otot dapat menggerakkan tulang karena mempunyai daya berkontraksi. Oleh karena itu, otot dikatakan sebagai alat gerak aktif dan tulang sebagai alat
gerak pasif. Otot menempel dan menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang lainnya.
Tiga kebutuhan untuk dapat melakukan suatu gerak, yaitu:
1. rangsangan: penyebab gerak ke arah yang dituju;
2. dorongan: kegiatan tubuh yang melawan habitat;
3. keseimbangan: memulihkan keseimbangan yang hilang untuk sementara waktu.
1. Fungsi Tulang
Tuhan memberi tulang dalam tubuh manusia dengan bentuk yang berbeda-beda. Bentuk-bentuk tulang tersebut akan sesuai denganfungsinya. Berikut adalah beberapa fungsi tulang pada manusia.
b) Pelindung alat-alat vital tubuh
c) Penyusun rangka tubuh
d) Tempat melekatnya otot
e) Tempat pembentukan sel-sel darah
f) Tempat penyimpanan mineral (kalsium dan fosfor)
2. Jenis-Jenis Tulang
Tulang penyusun tubuh manusia memiliki jenis yang sangat beragam, baik itu bentuk, struktur, maupun fungsinya. Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dibedakan menjadi tulang rawan (kartilago) dan tulang keras. Tulang rawan bersifat lentur dan hanya terdapat pada beberapa tempat, seperti cuping hidung dan cuping telinga. Adapun tulang keras bersifat keras dan berfungsi sebagai penyusun sistem rangka tubuh. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang dapat dibedakanmenjadi empat jenis, yaitu tulang pendek, tulang pipa (panjang), tulang pipih, dan tulang ireguler.
Tulang pipa (panjang) memiliki bentuk seperti tabung yang berongga. Selain itu, pada ujung-ujung tulang pipa terdapat perluasan bentuk sebagai fungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Tulang pipa dapat ditemukan di tulang betis, tulang hasta, tulang kering, dan tulang pengumpil. Tulang pendek memiliki bentuk seperti kubus. Tulang ini hanya ditemukan di pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
Sesuai dengan namanya, tulang pipih memiliki bentuk pipih atau lempengan. Tulang pipih berfungsi sebagai penyusun dinding rongga atau sebagai pelindung. Contoh tulang pipih adalah tulang rusuk, tulangbelikat, dan tulang tengkorak. Adapun tulang ireguler merupakan tulang yang memiliki bentuk tidak beraturan. Tulang ireguler dapat ditemukan pada tulang-tulang muka dan tulang belakang 3.Pembentukan Tulang Manusia memiliki rangka tubuh ketika dalam tahap perkembangan embrio. Rangka tubuh dalam masa embrio masih berupa tulang rawanN(kartilago). Kartilago dibentuk oleh sel-sel mesenkim.
3. Pembentukan Tulang
Di dalam kartilago tersebut akan diisi oleh osteoblas. Osteoblas merupakan sel-sel pembentuk tulang keras. Osteoblas akan mengisi jaringan sekelilingnya dan membentuk osteosit (sel-sel tulang).Sel-sel tulang dibentuk secara konsentris (dari arah dalam ke luar). Setiap sel-sel tulang akan mengelilingi pembuluh darah dan serabut saraf, membentuk sistem Havers. Selain itu, di sekeliling sel-sel tulang ini terbentuk senyawa protein pembentuk matriks tulang. Matriks tulang akan mengeras karena adanya garam kapur (CaCO3) dan garam fosfat(Ca3PO4)2).Di dalam tulang terdapat sel-sel osteoklas. Sel-sel ini berfungsi menyerap kembali sel tulang yang sudah rusak dan dihancurkan. Adanya aktivitas sel osteoklas, tulang akan berongga. Rongga ini kelak akan berisi sumsum tulang. Osteoklas membentuk rongga sedangkan osteoblas terus membentuk osteosit baru ke arah permukaan luar. Dengan demikian, tulang akan bertambah besar dan berongga.
Proses pembentukan tulang keras disebut osifikasi. Proses ini dibedakan menjadi dua, yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi intrakartilagenosa. Osifikasi intramembranosa disebut juga penulangan langsung (osifikasi primer). Proses ini terjadi pada tulang pipih, misalnya tulang tengkorak. Penulangan ini terjadi secara langsung dan tidak akan terulang lagi untuk selamanya. Contoh osifikasi intrakartilagenosa adalah pembentukan tulang pipa. Osifikasi ini menyebabkan tulang bertambahpanjang.
4. Sistem Rangka Manusia
Rangka tubuh manusia tersusun atas 206 tulang. Tulang-tulang tersebut memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Secara garis besar, rangka tubuh manusia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular.
a. Rangka Aksial
Rangka aksial disebut juga rangka poros atau sumbu tubuh. Disebut demikian, karena hampir semua tulang anggota rangka aksial berada digaris sumbu tubuh. Rangka aksial tersusun atas tulang kepala (tengkorak), tulang belakang (vertebrae), tulang dada, dan tulang rusuk (sternum dan kosta).
b. Rangka Apendikular
Rangka apendikular disebut juga sebagai rangka tambahan. Secara umum, rangka apendikular adalah tulang-tulang penyusun alat gerak, yaitu tangan dan kaki. Rangka apendikular tersusun atas tulang anggota gerak (tungkai), gelang bahu, dan gelang panggul
5. Hubungan Antartulang
Hubungan antar tulang disebut juga persendian (sendi). Persendian adalahtempat antara tulang-tulang atau antara tulang dan tulang rawan. Untuk memungkinkan adanya pergerakan, diperlukan adanya sendi. Sendi dibentukpada kartilago di daerah sendi. Pada persendian terdapat cairan pelumas yang disebut cairan sinovial. Tulang-tulang disatukan dengan jaringan ikat yang lentur dengan adanya sendi, sehingga terbentuklah rangka dan gerakan-gerakan tulang. Secara fungsional, persendian dibagi menjadi tiga, yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.
a. Sinartrosis
Persendian sinartrosis sama sekali tidak dapat digerakkan. Hal ini disebabkan tidak adanya celah sendi. Berdasarkan jaringan yang menghubungkannya, sinartrosis dibedakan menjadi sinartrosis sinfibrosis dan sinartrosis sinkondrosis. Sinartosis sinfibrosis dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa.Persendian ini terdapat pada tulang tengkorak. Lekukan pada tulang tengkorak disebut sutura. Adapun sinartrosis sinkondrosis dihubungkan oleh tulang rawan, misalnya hubungan tulang rusuk dan tulang dada.
b. Amfiartrosis
Amfiartrosis merupakan persendian dengan gerakan terbatas. Amfiartrosis dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan sindesmosis . Simfisis merupakan persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang tipis. Contoh simfisis adalah sendi antartulang belakang dan pada tulang kemaluan. Adapun sindesmosis merupakanpersendian yang dihubungkan oleh banyak jaringan ikat. Contoh sindesmosis adalah sendi antara tibia dan fibula
c. Diartrosis
Diartrosis merupakan persendian dengan gerakan paling bebas atau leluasa. Pada diartosis terdapat cairan sinovial. Berdasarkan tulang pembentuk sendi dan gerakannya, diartrosis dikelompokkan menjadi sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, dan sendi pelana.
1) Sendi peluru
Sendi peluru merupakan sendi yang dapat digerakkan ke atas,ke bawah, dan ke samping. Pergerakan yang bebas ini dikarenakan bentuk ujung tulang berupa bongkol dan mangkuk. Contoh sendi peluru adalah pada gelang bahu.
2) Sendi engsel
Pergerakan pada sendi engsel hanya satu arah. Contoh sendi engsel adalah siku dan lutut.
3) Sendi putar
Gerakan pada sendi putar berupa gerakan rotasi dengan satu poros. Contoh sendi putar adalah gerakan memutar kepala (tulang leher dan tulang tengkorak) dan antara tulang hasta dan tulang pengumpil.
4) Sendi pelana
Pada sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi menyerupai pelana. Contoh sendi pelana adalah gerakan ibu jari dan hubungan tulang belakang dengan tulang rusuk.
6. Kelainan dan Gangguan pada Tulang
Tulang dapat mengalami kelainan dan gangguan. Kelainan dangangguan dapat disebabkan oleh aktivitas, infeksi kuman, kekurangan vitamin, maupun kecelakaan.
a. Gangguan pada Tulang Belakang
Tulang belakang dapat mengalami berbagai gangguan. Pada umumnya, gangguan tersebut disebabkan oleh sikap tubuh yang salah. Gangguan tersebut adalah skoliosis, kifosis, dan lordosis.
Skoliosis merupakan kelainan berupa melengkungnya tulang belakang ke arah samping. Kifosis adalah jika tulang belakang terlalumembungkuk. Kifosis dapat terjadi karena kebiasaan menulis yang terlalu membungkuk. Adapun lordosis terjadi jika lengkung lumbar melekuk ke dalam.
b. Gangguan Persendian
Persendian dapat mengalami gangguan, seperti artritis, dislokasi, dan ankilosis.
1) Artritis
Artritis adalah peradangan sendi dengan ciri-ciri bengkak, dan gangguan fungsi sendi tersebut. Artritis dibedakan menjadi artritis gout, osteoartritis, dan artritis eskudatif. Artritis gout terjadi karena kegagalan metabolisme asam urat. Osteoartritis disebabkan menipisnya tulang rawan pelindung sendi. Adapun artritis eskudatif disebabkan terisinya ronggasendi oleh getah radang.
2) Dislokasi
Dislokasi terjadi jika sendi terlepas dari tempatnya dan disertai sobeknya ligamen. Dislokasi dapat pula berupa pergeseran sendi.
3) Ankilosis
Gangguan ini menyebabkan sendi tidak dapat digerakkan, disebabkan karena tulang rahang melebur dengan tulang tengkorak.
c. Rheumatism (Rheumatic)
Rheumatism merupakan gangguan berupa segala rasa sakit pada semua alat gerak, sepeti tulang, otot, ligamen, dan sendi
B. Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kontraksinya dapat menggerakkan tulang sehingga muncul gerak. Otot akan memendek apabila berkontraksi dan akan memanjang apabila berelaksasi.
1. Jenis-Jenis Otot
Berdasarkan struktur dan fungsinya, otot dibedakan menjadi otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
a. Otot Lurik
Otot lurik disebut juga otot rangka karena otot ini melekat pada rangka. Gerak atau aktivitas otot lurik dipengaruhi oleh saraf sadar. Artinya, otot ini akan bergerak jika ada perintah dari otak. Gerak tersebut disebut gerak volunter. Otot ini berperan dalam banyak gerak tubuh yang dikehendaki.
b. Otot Polos
Sel otot berbentuk seperti kumparan dengan sitoplasma yang tampak bening, disebabkan miofibril atau miofilamennya homogen. Dengan demikian, otot ini tampak polos, dan tidak berlurik. Apabila terkena rangsang, reaksi otot polos lambat, tetapi dapat bekerja dalam jangka waktu lama. Gerakannya tanpa kita sadari (otonom) atau bergerak secara involunter. Sifat seperti ini cocok untuk menjalankan alat-alat dalam yang bergerak terus-menerus atau menuntut gerakan yang tidak perlu disadari.
Jaringan otot polos terdapat pada saluran pencernaan(yang membuat gerak peristaltik), pembuluh darah, dinding uterus,dan otot penggantung lensa mata
c. Otot Jantung
Sesuai dengan namanya, otot ini adalah otot yang membentuk organ jantung. Sel otot jantung berbentuk silindris dengan sebuah inti di tengahnya. Sel-sel otot jantung memiliki cabang. Sel satu dengan sel lain yang bersebelahan pada sisi pendeknya, memiliki sarkolema yang cukup tebal. Sarkolema yang tebal tersebut dinamakan keping interkalar atau sinsitium. Keping ini berfungsi sebagai penguat otot jantung dan membantu menghantarkan rangsang/impuls.
2. Gerak pada Otot
Otot melekat pada tulang dengan jaringan ikat kuat yang disebut tendon. Tendon yang melekat pada tulang yang relatif diam pada saat otot berkontraksi disebut origo. Adapun tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersi. Pada persendian terdapat jaringan ikat yang membungkus sendi agar sendi itu tidak terurai. Jaringan tersebutadalah ligamen. Otot, sendi, dan tulang bekerja sama membentuk suatu gerak. Dalam lengan terdapat beberapa jenis otot, tulang, dan sendi. Ketika Anda mengangkat lengan bawah, misalnya, akan terjadi kerja sama antara otot, tulang dan sendi.
a. Gerak Antagonis
Gerakan ini terjadi jika sebagian atau sebuah otot yang melekat pada tulang yang sama berkontraksi, sementara sebagian atau sebuah otot pasangannya berelaksasi. Contoh gerak antagonis adalah lutut dan siku. Pada lengan terdapat otot biseps dan trisep, yang menyebabkan gerakan pada siku. Oleh karena kerja otot berlawanan, terdapat beberapa jenis gerakan tulang yang berlawanan, yaitu:
1)otot fleksor (menekukkan) dan ekstensor (meluruskan);
2)otot abduktor (menjauhkan) dan adduktor (mendekatkan);
3)otot depresor (menurunkan) dan elevator (menaikkan);
4)otot supinator (menengadahkan) dan pronator (menelungkupkan).
b. Gerak Sinergid
Gerakan ini terjadi jika sekelompok atau pasangan otot berkontraksi atau berelaksasi dalam waktu yang bersamaan dan mengakibatkan satu gerak bagian tubuh. Contoh gerak sinergid, yaitu pada otot-otot punggung dan otot-otot leher.
3. Kontraksi Otot
Otot memiliki mekanisme khusus untuk berkontraksi. Kontraksi pada otot akan memunculkan gerakan.
a. Mekanisme Kontraksi Otot
Otot mulai berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal dengan nama “model pergeseran filamen” (sliding filament mode),
b. Energi untuk Kontraksi Otot
ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi bagi otot. Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP.
4. Gangguan dan Kelainan pada Otot
a. Atropi, merupakan keadaan otot yang lisut atau kumpulan otot menjadi kecil. Hal ini terjadi antara lain karena serangan penyakit yang disebabkan oleh virus (virus polio). Selain itu, otot yang jarang digunakan pun kemungkinan akan terserang atropi.
b. Tetanus, merupakan gangguan berupa otot yang terus-menerus berkontraksi. Sehari-hari dikenal dengan kejang otot atau kram. Hal ini dapat disebabkan oleh aktivitas otot yang terlalu tinggi. Tetanus yang lain disebabkan oleh kuman penyakit (bakteri
Clostridium tetani).
c. Hernia, merupakan suatu tonjolan dari organ-organ dalam, misalnya usus, melalui tempat-tempat yang lemah pada dinding perut. Hernia dapat disebabkan oleh faktor usia maupun tekanan yang tinggi di daerah perut.
d. Myesthenia gravis, merupakan melemahnya otot-otot muka akibat serangan autoimunitas. Autoimunitas adalah tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan-jaringan tubuh sendiri. Penyakit ini memiliki gejala turunnya kelopak mata, sulit menelan, dan gangguan pernapasan.